6 research outputs found

    CARRYING CAPACITY OF NON-RICE FEATURED CROPS FOR ALTERNATIVE FOOD AVAILABILITY IN BANGGAI REGENCY, CENTRAL SULAWESI

    Get PDF
    Basic human needs are something that is needed by man to maintain his life, and the carrying capacity of food crops is very important for food availability in the face of food crises in each region. The purpose of this study is to find out which non-rice food crops are superior and the carrying capacity of non-rice superior food crops that can be used as alternative food in Banggai Regency. The data used in this research is data on the production of non-rice food crops in 2017 and 2021. Furthermore, the research was conducted using qualitative methods that were analyzed descriptively quantitatively with the LQ-SSA approach and the Carrying Capacity of Agricultural Area Land. So that the results of the analysis of LQ and SSA of non-rice food crops that are superior are obtained, namely corn which is spread in 14 districts, sweet potatoes in 5 districts, peanuts in 4 districts, and soybeans in 1 district. Furthermore, the land carrying capacity of non-rice superior food crops, obtained the results of corn, sweet potato, peanut, and soybean plants experiencing a surplus (SL>DL), which means that these superior food crops can contribute to a decent life for the population and determine the carrying capacity of the agricultural area of food crops. non-rice seed, the result is corn (ℓ > 1), which means that corn can be used as an alternative food to replace rice. As well as for Sweet Potato, Peanut, and Soybean plants, the results obtained (ℓ < 1), which means that these plants cannot be used as an alternative food to replace rice in Banggai Regency

    Penilaian Lahan untuk Pengembangan Padi Sawah di Kecamatan Bualemo dan Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah

    Get PDF
    Dalam pemenuhan kebutuhan manusia, tanaman padi sawah menjadi sangat penting untuk ketersediaan kemandirian pangan dalam menghadapi krisis pangan di setiap wilayah. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi lahan untuk pengembangan Padi Sawah (Oryza sativa L.) di Kecamatan Bualemo dan Pagimana. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2021 sampai Februari 2022, dengan pendekatan parametrik yang menggunakan metode matching antara kualitas lahan dengan kriteria kesesuaian lahan padi sawah, serta ditabulasikan ke dalam bentuk peta dengan menggunakan ArcGIS. Hasil penelitian menunjukkan lahan aktual Kecamatan Bualemo pada Satuan Peta Lahan (SPL) 1 dan SPL 3 tergolong sebagai lahan marginal (S3) sedangkan SPL 2 dikategorikan sebagai cukup sesuai (S2). Pada lahan aktual berlokasi di Kecamatan Pagimana diperoleh SPL 1, 2 dan 3 yang dikategorikan sebagai cukup sesuai (S2). Adapun faktor pembatas yang teridentifikasi yaitu lereng, drainase, kedalaman tanah, KB, N-total, P2O5 dan K2O. Selanjutnya apabila dilakukan upaya perbaikan berdasarkan faktor pembatasnya, maka diperoleh kesesuaian lahan potensial untuk padi sawah Kecamatan Bualemo pada SPL 1 dengan kategori sangat sesuai seluas 327,8 ha, SPL 2 dengan kategori cukup sesuai seluas 866,8 ha dan SPL 3 dengan kategori marginal seluas 171,6 ha. Pada Kecamatan Pagimana diperoleh pada SPL 1, 2 dan 3 tergolong sangat sesuai seluas 704,3 ha. Berdasarkan hasil penilaian kesesuaian lahan tersebut maka pengembangan tanaman padi sawah dapat dilakukan berdasarkan sebaran SPL di Kecamatan Bualemo dan Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai

    Analisis Kelayakan Usaha Keripik Singkong di CV. Aulia Food Kecamatan Luwuk Kabupaten Banggai: Business Feasibility Analysis Of Cassava Chips At CV. Aulia Food, Luwuk District, Banggai Regency

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan Untuk Menganalisis Tingkat Pendapatan Usaha Keripik Singkong Pada CV. Aulia Food serta Untuk Menganalisis Tingkat Kelayakan Usaha Keripik Singkong Pada CV. Aulia Food. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (Purpossive) yaitu di CV. Aulia Food Kecamatan Luwuk Kabupaten Banggai dengan pertimbangan layak atau tidak Usaha Keripik Singkong. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini mulai bulan september 2018 sampai dengan bulan Oktober 2018. Berdasarkan Hasil Penelitian diperoleh hasil analisis dari usaha Keripik Singkong di CV. Aulia Food Kecamatan Luwuk selama satu tahun yaitu Besarnya pendapatan CV. Aulia Food Kecamatan Luwuk Rp. 28.946.700. Besarnya Tingkat Kelayakan Usaha Keripik Singkong yaitu Nilai R/C Rasio sebesar 1,91 menunjukkan bahwa usaha Keripik Singkong di CV. Aulia Food layak untuk diusahakan karena R/C Rasio &gt; 1. Titik impas Usaha Keripik Singkong ini dicapai pada jumlah produksi Keripik Singkong di CV. Aulia Food adalah 4`504 Bungkus, dengan harga jual impas Rp. 3.649, per Bungkus. Nilai ROI sebesar 15,40% menunjukkan bahwa setiap Rp.100 modal yang dikeluarkan mendapat keuntungan sebesar Rp. 15,40. NilaiPayback Period Periode pengembalian Usaha Keripik Singkong CV. Aulia Food lebih kecil dari umur proyek yaitu 6 tahun 5 bulan,dari semua kriteria investasi menunjukkan bahwa usaha keripik singkong layak untuk diusahakan. the level of business income of cassava chips at CV. Aulia Food and To Analyze The Feasibility Level Of Cassava Chips At CV. Aulia Food. The location of the study was determined purposively at CV. Aulia Food, Luwuk Subdistrict, Banggai Regency, considering whether or not Cassava Chips Business is feasible. The time for carrying out this research starts from September 2018 to October 2018. Based on the results of the study obtained the results of the analysis of the Cassava Chips business at CV. Aulia Food, Luwuk District for one year, namely the amount of income of CV. Aulia Food, Luwuk District Rp. 28,946,700. The magnitude of the feasibility level of the cassava chips business, namely the R / C ratio of 1.91 indicates that the cassava chips business at CV. Aulia Food is worth working on because the R / C Ratio is&gt; 1. The break-even point for this Cassava Chips Business is achieved at the amount of cassava chips production at CV. Aulia Food is 4.540 Packs, with a break-even selling price of Rp. 3,649, per Pack. The ROI value of 15.40% indicates that every Rp. 100 of capital issued gets a profit of Rp. 15.40. Value of Payback Period The period of returning the Cassava Chips Business CV. Aulia Food is smaller than the project age, which is 6 years 5 months, from all investment criteria it shows that the cassava chips business is feasible to run

    PENENTUAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN AGROWISATA BUAH DI BUKIT TANDALO, KABUPATEN BANGGAI

    No full text
    Persyaratan penggunaan lahan agrowisata merupakan salah satu jenis kegiatan pariwisata yang mengandalkan pada obyek wisata utamanya dari penataan tanaman pertanian seperti buah- buahan, sehingga perencanaan pengembangan agrowisata merupakan suatu persoalan penting dalam rangka mencapai tujuan penggunaan lahan yang berorientasi pada keseimbangan. maka perlunya penilaian lahan sebagai dasar rekomendasi pengembangan agrowisata di Bukit Tandalo Kecamatan Luwuk Timur. Penelitian ini dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif serta diinterpretasi serta disajikan dalam bentuk Tabel. Penilaian lahan dilakukan dengan analisis kesesuaian lahan yang merujuk pada petunjuk teknis evaluasi lahan pertanian yang ditentukan berdasarkan nilai Indeks Lahan dengan menggunakan metode Akar Kuadrat. Adapun hasil penilaian lahan untuk pengembangan agrowisata buah di Bukit Tandalo Kecamatan Luwuk Timur tergolong sangat sesuai (S1) untuk tanaman mangga dan Alpukat, cukup sesuai (S2) untuk tanaman Klengkeng, Manggis dan Strawbery serta sesuai marginal (S3) untuk tanaman Apel. Berdasarkan hasil kesesuaian lahan potensial keenam jenis tanaman buah tersebut dapat dikembangan sebagai komoditi agrowisata buah di Bukit Tandalo Kecamatan Luwuk Timur, Kabupaten Banggai

    Analisis Pendapatan dan Pemasaran Kopra di Desa Longkoga Barat Kecamatan Bualemo Kabupaten Banggai

    Full text link
    Penelitianini bertujuan (1) Pendapatan petani responden dalam usahatani kopra di Desa Longkoga Barat Kecamatan Bualemo yang di peroleh sebesar Rp 371.700. (2) Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Longkoga Barat terlihat bahwa saluran pemasaran dari petani sampai ke konsumen akhir terdapat dua saluran pemasaran yaitu sebagai berikut : Saluran II : Petani - Pengepul Lokal - Industri (3) Margin pemasaran usahatani kopra di Desa Longkoga Barat diperoleh antara pengepul lokal yang menjual ke Industri yakni Rp. 3.300/Kg. (4) Berdasarkan rumus efesiensi pemasaran maka efesiensi pemasaran pada saluran II diperoleh efesiensi pemasaran sebesar 1,00 %
    corecore